MAKALAH
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
NAMA : EKA YUGA BUANA
NIM : A1C114024
MATA KULIAH : PENGANTAR PENDIDIKAN
DOSEN : AULIA SANOVA,ST,MT
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2014/2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang masalah
Globalisasi dan pembangunan Iptek
mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat pada berbagai
bidang. Pendidikan di tuntut untuk membantu individu agar dapat mengikuti
perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya. Maka lahirlah konsep kehidupan
seumur hidup. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep
pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.
Pendididkan adalah
modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan pendidikan akan
meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia akan dianggap
berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.
Masa dari pendidikan
sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan itu
berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan
berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam
kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup, Nabi
pernah bersabda : Tuntutlah ilmu dari buain sampai meninggal dunia.
Hal ini menunjukan
bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai kita
meninggal dunia. Selain itu islam juga mengajarkan untuk mempelajari tidak
hanya ayat qouliyah saja, tetapi ayat-ayat kauniyah, atau kejadian-kejadian di
sekitar kita. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat
benar adanya didalam kehidupan kita.
1.
Rumusan masalah.
Dari uraian diatas
kita dapat merumuskan bahwa:
1.
Apakah konsep dan dasar pendidikan seumur hidup itu ?
2.
Bagaimana implikasi pendidikan seumur hidup ?
3.
Seberapa pentingankah pendidikan seumur hidup itu ?
BAB II
PEMBAHASAN
II.I
Konsep dan Dasar Pendidikan Seumur Hidup
Konsep pendidikan
seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan
dari zaman kezaman. Apalagi bagi umat islam, jauh sebelum orang-orang barat
mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagai mana
dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang berbunyi ;
اطلب العلم من المهد
الى اللحد
Artinya: tuntutlah ilmu dari buaian sampai
meninggal dunia.
Azas pendidikan seumur
hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses
kontinue, yang bemula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses
pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal, non formal
maupun formal baik yang berlansung dalam keluarga, disekolah, dalam pekerjaan
dan dalam kehidupan masyarakat.
Untuk indonesia
sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai dimasyarakat melalui
kebijakan Negara ( Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No. IV/ MPR / 1978
Tentang GBHN ) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara
lain :
1.
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah
pembangunan jangka panjang )
2.
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam
keluarga (rumah tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN
bagian pendidikan ).
Didalam UU Nomor 20
tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam pasal
13 ayat (1) yang berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya".
Jadi dapat pula dikatakan bahwa pendidikan dapat diperoleh dengan 2 jalur,
yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan diluar sekolah. Jalur
pendidikan sekolah meliputi pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dan jenis pendidikan ini mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.
Sedangkan jalur
pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan nonformal dan informal. Pendidikan
nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan
nonformal berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap
keprobadian hidup. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
peserta didik.
Pendidikan informal
yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan
luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pengalaman seumur hidup. Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama, nilai
budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan,
ketrampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara kepada anggota keluarganya yang bersangkutan. peserta didik
berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan belajar pada setiap
saat dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan
masing-masing.
"setiap warga
Negara berkesempatan seluas-luasnya untuk menjadi peserta didik melalui
pendidikan sekolah ataupun luar sekolah dengan demikian, setiap warga Negara
diharapkan dapat belajar pada tahap-tahap mana saja dari kehidupanya dalam
mengembangkan dirinya sebagai manusia Indonesia ".
Dasar dari pendidikan
seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan berlangsung
selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.
II.II
Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup .
Implikasi disini
diartikan sebagai akibat lansung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Dengan
demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow up
dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur
hidup.
Penerapan azas
pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran pendidikan di
masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi pendidika seumur hidup
pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori
yaitu:
2.1 Pendidika baca tulis
fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan
seumur hidup dikarenakan relefansinya yang ada pada Negara-negara berkembang
dengan sebab masih banyaknya penduduk yang buta huruf, mereka lebih senang
menonton TV, mendengarkan Radio, Mengakses internet dari pada membaca. Meskipun
cukup sulit untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional terhadap
pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan
masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena
pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh
melalui bahan bacaan utamanya.
Oleh sebab itu,
realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:
1.
Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang
fungsional bagi anak didik.
2.
Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk
mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.
2.2 Pendidikan
professional.
Pendidikan vokasional
adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas usia
sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program
pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi
tenaga yang produktif menjadi sangat penting. Namun yang lebih penting ialah
bahwa pendidikan vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas
selesai.dengan terus berkembang dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi
serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut pendidikan vokasiaonal itu
tetap dilaksanakn secara kontinue.
2.3 Pendidikan
professional.
Sebagai realisasi pendidikan seumur
hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built in Mechanism yang
memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan
perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap
profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh,
berlaku pula bagi professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
2.4 Pendidikan ke arah
perubahan dan pembangunan.
Diakui bahwa diera
globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK,
telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak
yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar.
Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung
secara kontinue (lifelong education).
Pendidikan bagi
anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas
pendidikan seumur hidup.
2.5 Pendidikan kewarganegaraan
dan kedewasaan politik
Disamping tuntutan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi sekarang
dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa,
maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang demokratis, diperlukan pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara. Pendidikan
seumur hidup yang bersifat kontinue dalam koteks ini merupakan konsekuensinya.
II.III PENTINGNYA
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Hal yang mendasari kepentingan pendidikan
seumur hidup adalah :
a. Pertimbangan ekonomi
Dalam pandangan ini, pendidikan seumur hidup
tidak diartikan sebagai sarana untuk peningkat produktifitas pekerja dan akan
meningkatka keutungan saja, namun yang paling penting adalah untuk meninkatkan
kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari kebodohan,
kemiskinan dan eksplorasi.
b. Keadilan-keadilan
dalam memperoleh pendidikan seumur hidup diusahan oleh pemerintah.
c. Faktor peranan
keluarga
Keluarga berfungsi sebagai sentral sumber
pendidikan pada waktu silam. Dalam masalah ini harus diperhatikan bawa
penenkanan peranan pendidikan seumur hidup sebagai pembantu keluarga, berarti
akan memperluas system pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak pada awal dan
orang dewasa.
d. Faktor perubahan peranan
social
Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat
dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu
melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara orang lain.
e. Perubahan teknologi
Perkembangan teknologi menyebabkan peningkatan
penyediaan informasi yang berakibat pada peningkatannya usia harapan hidup dan
menurunya angka kematian.
f. Faktor vocational
Pendidikan vocational diberian untuk
mempersiapkan tenaga kujuruan yang handal dan trampil untuk menghadapi
tantangan masa depan.
g. Kebutuhan-kebutuhan
orang dewasa
Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan
dalam bidang ketrampilan yang mreka miliki, maka diupayakan system pendidikan
yang mampu mendidik orang dewasa.
h. Kebutuhan anak-anak
awal
Masa anak-anak awal merupakan basis untuk
pengembangan kejiwaan selanjutnya yang pondasinya sudah diletakkan oleh
pengalaman sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan seumur
hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan
keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung
dalam keseluruhan kehidupan manusia. proses pendidikan seumur hidup berlangsung
secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal,
proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar
tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.
Penerapan cara
berfikir menurut azas pendidikan seumur hidup itu akan mengubah pandangan kita
tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah adalah
mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan guru terutama adalah
sebagai motifator, stimulator dan penunjuk jalan anak didik dalm hal belajar,
sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam rangka
pandangan mengenai pandidikan seumur hidup, maka semua orang secara potensial
merupakan anak didik.
Tujuan
pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup, yaitu
mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar