Rabu, 04 Maret 2015

KARYA TULIS ILMIAH || BAHASA INDONESIA : PROSES PEMBUATAN TAHU



KARYA TULIS ILMIAH BAHASA INDONESIA
PROSES PEMBUATAN TAHU

 










                                DISUSUN OLEH :   ANTON PRASETYO
DOVI NOPALIA
ERMALA SIREGAR
JUMITA SARI
RISKI SASTIA B.
TARWIYAH
DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA N 17 TEBO
TAHUN AJARAN 2012/2013



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis sampaikan kepada Allah SWT. Atas limpahan ramat serta hidayahnya kepada penulis yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan untuk melaksanan dan  menyelesaikan tugas, karya ilmiah ini mengemukakan tentang proses pembuatan tahu beserta manfaat yang ada di dalamnya. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu diantaranya :
 1. Ibu Titik Handayani.s,s selaku guru bahasa Indonesia selaku pembimbing kami
  2. teman-teman yang telah membantu dalam berbagai penelitian serta kepada semua pihak yang telah  membantu sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan dengan baik.
Karya ilmiah ini juga dilengkapi berbagai ilmu yang dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca untuk mengembangkan kreativitas pembaca untuk mengembangkannya. Sebagai bahan untuk mendalami cara pembuatan tahu.
                Segala kekurangan dan keterbatasan penulis, akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan tepat waktu. Semoga dengan adanya karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.


                                                                       

                                                                                                                                Rimbo Ulu, 16 April 2013


                                                                                                                                PENULIS








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB  I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
1.2   Rumusan Masalah
1.3   Tujuan
1.4   Manfaat


BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proses pembuatan tahu
2.2 Awal berdirinya pabrik tahu
2.3 Manfaat dan hadar protein
2.4 Hasil penelitian

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Salah satu zat yang dibutuhkan tubuh manusia adalah protein. Dalam pembelajaran biologi, protein terbagi menjadi dua, yaitu: protein nabati dan protein hewani. Sumber protein terbesar dapat kita peroleh dari kacang-kacangan dan kedelai yang sering kita sebut dengan protein nabati. Namun lazimnya banyak masyarakat yang kurang menyukai kacang-kacangan dengan berbagai alasan. Misalnya mitos yang berkembang di masyarakat yang mengatakan bahwa kacang tanah dapat merangsang  jerawat tumbuh lebih banyak, kacang panjang dapat meningkatkan rasa nyeri  asam urat sehingga masyarakat umumnya lebih menyukai kedelai yang dapat di olah menjadi beberapa jenis makanan, seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, kecap, dan masih banyak lagi. Jika kita menyebutkan tempe maka yang teringat di benak kita adalah tahu yang tak pernah lepas dari tempe. Tahu merupakan salah satu makanan yang bersumber dari kedelai, yang bisa di jadikan lauk ataupun makanan kecil, sehingga tidak heran jika tahu menjadi salah satu makanan yang banyak di gemari berbagai kalangan. Namun pada kenyataannya meskipun banyak orang yang menyukai tahu, banyak pula di antara tahumania atau penggemar tahu yang tidak mengetahui proses pembuatan tahu. Tahu saat ini banyak di gemari masyarakat walaupun masyarakat awam akan kadar karbohidrat dan proteinnya. Kadar karbohidrat tahu mencapai 1,6 gram dan protein mencapai 7,8 gram. Dengan demikian tahu mampu bersaing dengan produk di pasaran.
Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%). Kandungan gizi dalam tahu, memang masih kalah dibandingkan lauk pauk hewani, seperti telur, daging dan ikan. Namun, dengan harga yang lebih murah, masyarakat cenderung lebih memilih mengkonsumsi tahu sebagai bahan makanan pengganti protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Pada tahu terdapat berbagai macam kandungan gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin,  vitamin E, vitamin B12, kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya kerangka tulang). Dan paling penting, dengan kandungan sekitar 80% asam lemak tak jenuh tahu tidak banyak mengandung kolesterol, sehingga sangat aman bagi kesehatan jantung. Bahkan karena kandungan hidrat arang dan kalorinya yang rendah, tahu merupakan salah satu menu diet rendah kalori.

1.2   Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana proses pengolahan tahu dari awal hingga pemasaran?
1.2.2 Bagaimana awal mula berdirinya bisnis tahu?
1.2.3 Manfaat apa saja yang terkandung dalam tahu?
1.3   Tujuan Penelitian
                Disini penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu: sebagai tugas pelajaran Bahasa Indonesia, memahami cara pengolahan tahu, awal berdirinya bisnis tahu, manfaat yang terkandung di dalamnya secara lebih mendalam, serta memperluas pemahaman masyarakat terhadap pengolahan tahu yang baik.
1.4   Manfaat Peanelitian
Karya Ilmiah ini memiliki beberapa manfaat, baik penulis maupun bagi pembaca.
Bagi penulis:
1.       Dapat melatih kebiasaan menulis dalam membuat karya tulis yang lain.
2.       Mengetahui pengolahan tahu yang lebih mendalam, beserta manfaat yang terkandung di dalamnya.
Bagi pembaca:
1.       Meningkatkan mutu dalam bidang industry, khususnya poengolahan tahu.
2.       Seandainya pembaca ingin mendirikan pabrik tahu, Karya Ilmiah ini dapat menjadi salah satu panduannya.







Kajian teori yang di gunakan pada makalah ini yaitu mengunakan teknik kepustakaan , teknik dokumentasi , dan teknik browsing.
                                                                   BAB III  
Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
3.4.1.Tehnik Kepustakaan
Tehnik kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang bersifat teoritis dalam menyusun landasan penelitian, baik berupa konsep, defenisi yang digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.
3.4.2. Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengambil data sekunder tentang perkembangan areal perkebunan sawit dan data lainnya yang berkaitan dengan makalah ini.


PEMBAHASAN


2.1   SEJARAH BERDIRINYA PABRIK TAHU BAPAK SURADI


Pada kesempatan ini, kami melakukan wawancara langsung kepada bapak suradi tentang awal berdirinya  pabrik tahunya. Bapak suradi mengatakan bahwa beliau tidak pernah berfikir akan mendirikan pabrik tahu seperti saat ini.
Hal ini berawal dari saat bapak suradi sedang mencari limbah tahu di daerah unit 1 jalan 4 untuk makanan ternaknya. Sebelum bapak suradi membawa pulang ampas tahu tersebut, bapak suradi melihat proses pembuatan tahu itu, setelah bapak suradi memperhatikan proses pembuatan tahu. Bapak suradi ternyata tertarik untuk membuat tahu bahkan mendirikan pabrik pembuatan tahu. Karena menurut bapak suradi proses pembuatan tahu itu tidak sulit, dan beliau juga mengatakan bahwa mendirikan pabrik tahu. Beliau akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Bapak suradi bersyukur bisa mendirikan pabrik tahu sendiri dan sudah 2 tahun lamanya beliau menjalankan aktivitas pembuatan tahu.

2.2   PROSES PEMBUATAN TAHU


Tahu merupakan salah satu makanan tradisional yang populer. Selain rasanya enak, harganya murah dan nilai gizinya pun tinggi. Bahan makanan ini diolah dari kacang kedelai. Meskipun berharga murah dan bentuknya sederhana, ternyata tahu mempunyai mutu yang istimewa dilihat dari segi gizi. Hasil-hasil studi menunjukkan bahwa tahu kaya protein bermutu tinggi, tinggi sifat komplementasi proteinnya, ideal untuk makanan diet, rendah kandungan lemak jenuh dan bebas kholesterol, kaya mineral dan vitamin (Koswara, 2006).
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tahu adalah:
1.    Kedelai
Kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu. Kedelai yang digunakan adalah kedelai jenis Bola I.
2.    Air
Hampir semua tahapan dalam pembuatan tahu membutuhkan air dari proses perendaman, pencucian, penggilingan, pemasakan, dan perendaman tahu yang sudah jadi sehingga dibutuhkan air dalam jumlah banyak. Air yang digunakan di berasal dari air tanah atau air artesis.
3.    Asam Cuka
Asam Cuka berfungsi untuk mengedapkan atau memisahkan air dengan konsentrat tahu. Asam cuka mengandung cuka dan garam sehingga bersifat asam. Asam cuka yang digunakan diperoleh dari pabrik tahu lain dan dapat digunakan secara berulang-ulang.
Proses pembuatan tahu terdiri beberapa tahap yaitu:
4.    Perendaman
Pada tahapan perendaman ini, kedelai direndam dalam sebuah bak perendam yang dibuat dari semen. Langkah pertama adalah memasukan kedelai ke dalam karung plastik kemudian diikat dan direndam selama kurang lebih 3 jam (untuk 1 karung berisi 15 kg biji kedelai). Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari jumlah kedelai, intinya kedelai harus terendam semua. Tujuan dari tahapan perendaman ini adalah untuk mempermudah proses penggilingan sehingga dihasilkan bubur kedelai yang kental. Selain itu, perendaman juga dapat membantu mengurangi jumlah zat antigizi (Antitripsin) yang ada pada kedelai. Zat antigizi yang ada dalam kedelai ini dapat mengurangi daya cerna protein pada produk tahu sehingga perlu diturunkan kadarnya.
5.    Pencucian kedelai
Proses pencucian merupakan proses lanjutan setelah perendaman. Sebelum dilakukan proses pencucian, kedelai yang di dalam karung dikeluarkan dari bak pencucian, dibuka, dan dimasukan ke dalam ember-ember plastik untuk kemudian dicuci dengan air mengalir. Tujuan dari tahapan pencucian ini adalah membersihkan biji-biji kedelai dari kotoran-kotoran supaya tidak mengganggu proses penggilingan dan agar kotoran-kotoran tidak tercampur ke dalam adonan tahu. Setelah selesai proses pencucian, kedelai ditiriskan dalam saringan bambu berukuran besar.
6.    Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling biji kedelai dengan tenaga penggerak dari motor lisrik. Tujuan penggilingan yaitu untuk memperoleh bubur kedelai yang kemudian dimasak sampai mendidih. Saat proses penggilingan sebaiknya dialiri air untuk didapatkan kekentalan bubur yang diinginkan.
7.    Perebusan/Pemasakan
Proses perebusan ini dilakukan di sebuah bak berbentuk bundar yang dibuat dari semen yang di bagian bawahnya terdapat pemanas uap. Uap panas berasal dari ketel uap yang ada di bagian belakang lokasi proses pembuatan tahu yang dialirkan melalui pipa besi. Bahan bakar yang digunakan sebagai sumber panas adalah kayu bakar yang diperoleh dari sisa-sisa pembangunan rumah. Tujuan perebusan adalah untuk mendenaturasi protein dari kedelai sehingga protein mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir perebusan ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung panas dan mengentalnya larutan/bubur kedelai. Kapasitas bak perebusan adalah sekitar 7.5 kg kedelai.
8.    Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah memisahkan antara ampas atau limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat yang diinginkan. Pada proses penyaringan ini bubur kedelai yang telah mendidih dan sedikit mengental, selanjutnya dialirkan melalui kran yang ada di bagian bawah bak pemanas. Bubur tersebut dialirkan melewati kain saring yang ada diatas bak penampung.
Setelah seluruh bubur yang ada di bak pemanas habis lalu dimulai proses penyaringan. Saat penyaringan secara terus-menerus dilakukan penambahan air dengan cara menuangkan pada bagian tepi saringan agar tidak ada padatan yang tersisa di saringan. Penuangan air diakhiri ketika filtrat yang dihasilkan sudah mencukupi. Kemudian saringan yang berisi ampas diperas sampai benar-benar kering.  Ampas hasil penyaringan disebut ampas yang kering, ampas tersebut dipindahkan ke dalam karung. Ampas tersebut dimanfaatkan untuk makanan ternak ataupun dijual untuk bahan dasar pembuatan tempe gembus/bongkrek.
9.    Pengendapan dan Penambahan Asam Cuka
Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan antara whey dengan gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas (whey) dan lapisan bawah (filtrat/endapan tahu). Endapan tersebut terjadi karena adanya koagulasi protein yang disebabkan adanya reaksi antara protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu. Lapisan atas (whey) yang berupa limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi Nata De Soya.
10.  Pencetakan dan Pengepresan
Proses pencetakan dan pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu. Cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 70x70cm yang diberi lubang berukuran kecil di sekelilingnya. Lubang tersebut bertujuan untuk memudahkan air keluar saat proses pengepresan. Sebelum proses pencetakan yang harus dilakukan adalah memasang kain saring tipis di permukaan cetakan. Setelah itu, endapan yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan dengan menggunakan alat semacam wajan secara pelan-pelan. Selanjutnya kain saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu yang berukuran hampir sama dengan cetakan di bagian atasnya. Setelah itu, bagian atas cetakan diberi beban untuk membantu mempercepat proses pengepresan tahu. Waktu untuk proses pengepresan ini tidak ditentukan secara tepat, pemilik mitra hanya memperkirakan dan membuka kain saring pada waktu tertentu. Pemilik mempunyai parameter bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan apabila tahu tersebut sudah cukup keras dan tidak hancur bila digoyang.
11. Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari cetakan dengan cara membalik cetakan dan kemudian membuka kain saring yang melapisi tahu. Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam bak yang berisi air agar tahu tidak hancur. Sebelum siap dipasarkan tahu terlebih dahulu dipotong sesuai ukuran. Pemotongan dilakukan di dalam air dan dilakukan secara cepat agar tahu tidak hancur.
Setelah pemotongan selesai kemudian sebagian tahu di goreng, setelah penggorengan selesai masukkan tahu kedalam air untuk di rendam supaya timbul tulangnya agar tidak mudah hancur. Saya disini hanya membuat tahu dan tidak memasarkannya, tetapi ada orang lain yang memasarkannya.



























































































































































































































































































































MAKALAH PENGANTAR KEPENDIDIKAN || PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP



MAKALAH
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP







NAMA                        : EKA YUGA BUANA
NIM                            : A1C114024
MATA KULIAH       : PENGANTAR PENDIDIKAN
DOSEN                      : AULIA SANOVA,ST,MT


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar belakang masalah 
Globalisasi dan pembangunan Iptek mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat pada berbagai bidang. Pendidikan di tuntut untuk membantu individu agar dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya. Maka lahirlah konsep kehidupan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.
Pendididkan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya. 
Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup, Nabi pernah bersabda : Tuntutlah ilmu dari buain sampai meninggal dunia.
Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai kita meninggal dunia. Selain itu islam juga mengajarkan untuk mempelajari tidak hanya ayat qouliyah saja, tetapi ayat-ayat kauniyah, atau kejadian-kejadian di sekitar kita. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat benar adanya didalam kehidupan kita. 
1.      Rumusan masalah.
Dari uraian diatas kita dapat merumuskan bahwa:
1.      Apakah konsep dan dasar pendidikan seumur hidup itu ?
2.      Bagaimana implikasi pendidikan seumur hidup ?
3.      Seberapa pentingankah pendidikan seumur hidup itu ?
BAB II
PEMBAHASAN

II.I Konsep dan Dasar Pendidikan Seumur Hidup
Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan dari zaman kezaman. Apalagi bagi umat islam, jauh sebelum orang-orang barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagai mana dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang berbunyi ;
اطلب العلم من المهد الى اللحد
Artinya: tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.
Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinue, yang bemula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal, non formal maupun formal baik yang berlansung dalam keluarga, disekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.
Untuk indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai dimasyarakat melalui kebijakan Negara ( Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No. IV/ MPR / 1978 Tentang GBHN ) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara lain :
1.      Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang ) 
2.      Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian pendidikan ). 
Didalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya". Jadi dapat pula dikatakan bahwa pendidikan dapat diperoleh dengan 2 jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan diluar sekolah. Jalur pendidikan sekolah meliputi pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dan jenis pendidikan ini mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.
Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan nonformal dan informal. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap keprobadian hidup. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik. 
Pendidikan informal yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarganya yang bersangkutan. peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing. 
"setiap warga Negara berkesempatan seluas-luasnya untuk menjadi peserta didik melalui pendidikan sekolah ataupun luar sekolah dengan demikian, setiap warga Negara diharapkan dapat belajar pada tahap-tahap mana saja dari kehidupanya dalam mengembangkan dirinya sebagai manusia Indonesia ". 
Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan berlangsung selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.

II.II Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup .
Implikasi disini diartikan sebagai akibat lansung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow up dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. 
Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi pendidika seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: 
2.1  Pendidika baca tulis fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relefansinya yang ada pada Negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk yang buta huruf, mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan Radio, Mengakses internet dari pada membaca. Meskipun cukup sulit untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui bahan bacaan utamanya.
Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu: 
1.      Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
2.      Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.

2.2  Pendidikan professional.
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi sangat penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.
2.3  Pendidikan professional.
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built in Mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
2.4  Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.
Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung secara kontinue (lifelong education).
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur hidup.
2.5  Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
 Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa, maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat kontinue dalam koteks ini merupakan konsekuensinya.
II.III PENTINGNYA PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Hal yang mendasari kepentingan pendidikan seumur hidup adalah :
a.       Pertimbangan ekonomi
Dalam pandangan ini, pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai sarana untuk peningkat produktifitas pekerja dan akan meningkatka keutungan saja, namun yang paling penting adalah untuk meninkatkan kualitas hidup, memperbesar pemenuhan diri, melepaskan dari kebodohan, kemiskinan dan eksplorasi.
b.      Keadilan-keadilan dalam memperoleh pendidikan seumur hidup diusahan oleh pemerintah.




c.       Faktor peranan keluarga
Keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu silam. Dalam masalah ini harus diperhatikan bawa penenkanan peranan pendidikan seumur hidup sebagai pembantu keluarga, berarti akan memperluas system pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak pada awal dan orang dewasa.
d.      Faktor perubahan peranan social
Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara orang lain.
e.       Perubahan teknologi
Perkembangan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada peningkatannya usia harapan hidup dan menurunya angka kematian.
f.       Faktor vocational
Pendidikan vocational diberian untuk mempersiapkan tenaga kujuruan yang handal dan trampil untuk menghadapi tantangan masa depan.
g.      Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mreka miliki, maka diupayakan system pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa.
h.      Kebutuhan anak-anak awal
Masa anak-anak awal merupakan basis untuk pengembangan kejiwaan selanjutnya yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya. 
Penerapan cara berfikir menurut azas pendidikan seumur hidup itu akan mengubah pandangan kita tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan guru terutama adalah sebagai motifator, stimulator dan penunjuk jalan anak didik dalm hal belajar, sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam rangka pandangan mengenai pandidikan seumur hidup, maka semua orang secara potensial merupakan anak didik.
Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup, yaitu
mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.