KARYA
TULIS ILMIAH BAHASA INDONESIA
PROSES
PEMBUATAN TAHU
DISUSUN OLEH : ANTON PRASETYO
DOVI
NOPALIA
ERMALA
SIREGAR
JUMITA
SARI
RISKI
SASTIA B.
TARWIYAH
DINAS PENDIDIKAN
KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA N 17 TEBO
TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
penulis sampaikan kepada Allah SWT. Atas limpahan ramat serta hidayahnya kepada
penulis yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan untuk melaksanan
dan menyelesaikan tugas, karya ilmiah
ini mengemukakan tentang proses pembuatan tahu beserta manfaat yang ada di
dalamnya. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu diantaranya :
1. Ibu Titik Handayani.s,s selaku guru bahasa
Indonesia selaku pembimbing kami
2. teman-teman yang telah membantu
dalam berbagai penelitian serta kepada semua pihak yang telah membantu sehingga karya tulis ilmiah ini
terselesaikan dengan baik.
Karya ilmiah
ini juga dilengkapi berbagai ilmu yang dapat menambah wawasan bagi penulis dan
pembaca untuk mengembangkan kreativitas pembaca untuk mengembangkannya. Sebagai
bahan untuk mendalami cara pembuatan tahu.
Segala
kekurangan dan keterbatasan penulis, akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas
karya ilmiah ini dengan tepat waktu. Semoga dengan adanya karya ilmiah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Rimbo
Ulu, 16 April 2013
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proses pembuatan tahu
2.2 Awal berdirinya pabrik tahu
2.3 Manfaat dan hadar protein
2.4 Hasil penelitian
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu zat yang dibutuhkan tubuh manusia adalah protein. Dalam
pembelajaran biologi, protein terbagi menjadi dua, yaitu: protein nabati dan
protein hewani. Sumber protein terbesar dapat kita peroleh dari kacang-kacangan
dan kedelai yang sering kita sebut dengan protein nabati. Namun lazimnya banyak
masyarakat yang kurang menyukai kacang-kacangan dengan berbagai alasan.
Misalnya mitos yang berkembang di masyarakat yang mengatakan bahwa kacang tanah
dapat merangsang jerawat tumbuh lebih
banyak, kacang panjang dapat meningkatkan rasa nyeri asam urat sehingga masyarakat umumnya lebih
menyukai kedelai yang dapat di olah menjadi beberapa jenis makanan, seperti:
tahu, tempe, tauco, oncom, kecap, dan masih banyak lagi. Jika kita menyebutkan
tempe maka yang teringat di benak kita adalah tahu yang tak pernah lepas dari
tempe. Tahu merupakan salah satu makanan yang bersumber dari kedelai, yang bisa
di jadikan lauk ataupun makanan kecil, sehingga tidak heran jika tahu menjadi salah
satu makanan yang banyak di gemari berbagai kalangan. Namun pada kenyataannya
meskipun banyak orang yang menyukai tahu, banyak pula di antara tahumania atau
penggemar tahu yang tidak mengetahui proses pembuatan tahu. Tahu saat ini
banyak di gemari masyarakat walaupun masyarakat awam akan kadar karbohidrat dan
proteinnya. Kadar karbohidrat tahu mencapai 1,6 gram dan protein mencapai 7,8
gram. Dengan demikian tahu mampu bersaing dengan produk di pasaran.
Sebagai hasil
olahan kacang kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi
karena tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi
asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar
85% -98%). Kandungan gizi dalam tahu, memang masih kalah dibandingkan lauk pauk
hewani, seperti telur, daging dan ikan. Namun, dengan harga yang lebih murah,
masyarakat cenderung lebih memilih mengkonsumsi tahu sebagai bahan makanan
pengganti protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Pada tahu
terdapat berbagai macam kandungan gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat,
kalori dan mineral, fosfor, vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin,
vitamin E, vitamin B12, kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung
terbentuknya kerangka tulang). Dan paling penting, dengan kandungan sekitar 80%
asam lemak tak jenuh tahu tidak banyak mengandung kolesterol, sehingga sangat
aman bagi kesehatan jantung. Bahkan karena kandungan hidrat arang dan kalorinya
yang rendah, tahu merupakan salah satu menu diet rendah kalori.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana
proses pengolahan tahu dari awal hingga pemasaran?
1.2.2 Bagaimana
awal mula berdirinya bisnis tahu?
1.2.3 Manfaat
apa saja yang terkandung dalam tahu?
1.3
Tujuan Penelitian
Disini
penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu: sebagai tugas pelajaran Bahasa
Indonesia, memahami cara pengolahan tahu, awal berdirinya bisnis tahu, manfaat
yang terkandung di dalamnya secara lebih mendalam, serta memperluas pemahaman
masyarakat terhadap pengolahan tahu yang baik.
1.4
Manfaat Peanelitian
Karya Ilmiah ini
memiliki beberapa manfaat, baik penulis maupun bagi pembaca.
Bagi penulis:
1.
Dapat melatih kebiasaan menulis dalam membuat
karya tulis yang lain.
2.
Mengetahui pengolahan tahu yang lebih mendalam,
beserta manfaat yang terkandung di dalamnya.
Bagi pembaca:
1.
Meningkatkan mutu dalam bidang industry,
khususnya poengolahan tahu.
2.
Seandainya pembaca ingin mendirikan pabrik tahu,
Karya Ilmiah ini dapat menjadi salah satu panduannya.
Kajian teori yang di gunakan pada makalah ini yaitu mengunakan teknik
kepustakaan , teknik dokumentasi , dan teknik browsing.
BAB III
Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
3.4.1.Tehnik Kepustakaan
Tehnik kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan
bahan-bahan yang bersifat teoritis dalam menyusun landasan penelitian, baik
berupa konsep, defenisi yang digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.
3.4.2. Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengambil data sekunder tentang perkembangan
areal perkebunan sawit dan data lainnya yang berkaitan dengan makalah ini.
PEMBAHASAN
2.1
SEJARAH BERDIRINYA PABRIK TAHU BAPAK SURADI
Pada kesempatan ini, kami melakukan wawancara langsung
kepada bapak suradi tentang awal berdirinya
pabrik tahunya. Bapak suradi mengatakan bahwa beliau tidak pernah
berfikir akan mendirikan pabrik tahu seperti saat ini.
Hal ini berawal dari saat bapak suradi sedang mencari
limbah tahu di daerah unit 1 jalan 4 untuk makanan ternaknya. Sebelum bapak
suradi membawa pulang ampas tahu tersebut, bapak suradi melihat proses
pembuatan tahu itu, setelah bapak suradi memperhatikan proses pembuatan tahu.
Bapak suradi ternyata tertarik untuk membuat tahu bahkan mendirikan pabrik
pembuatan tahu. Karena menurut bapak suradi proses pembuatan tahu itu tidak
sulit, dan beliau juga mengatakan bahwa mendirikan pabrik tahu. Beliau akan
mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Bapak suradi bersyukur bisa mendirikan
pabrik tahu sendiri dan sudah 2 tahun lamanya beliau menjalankan aktivitas
pembuatan tahu.
2.2
PROSES PEMBUATAN TAHU
Tahu merupakan salah satu makanan tradisional yang
populer. Selain rasanya enak, harganya murah dan nilai gizinya pun tinggi.
Bahan makanan ini diolah dari kacang kedelai. Meskipun berharga murah dan
bentuknya sederhana, ternyata tahu mempunyai mutu yang istimewa dilihat dari
segi gizi. Hasil-hasil studi menunjukkan bahwa tahu kaya protein bermutu
tinggi, tinggi sifat komplementasi proteinnya, ideal untuk makanan diet, rendah
kandungan lemak jenuh dan bebas kholesterol, kaya mineral dan vitamin (Koswara,
2006).
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tahu adalah:
1. Kedelai
Kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu.
Kedelai yang digunakan adalah kedelai jenis Bola I.
2. Air
Hampir semua tahapan dalam pembuatan tahu membutuhkan
air dari proses perendaman, pencucian, penggilingan, pemasakan, dan perendaman
tahu yang sudah jadi sehingga dibutuhkan air dalam jumlah banyak. Air yang
digunakan di berasal dari air tanah atau air artesis.
3. Asam Cuka
Asam Cuka berfungsi untuk mengedapkan atau memisahkan
air dengan konsentrat tahu. Asam cuka mengandung cuka dan garam sehingga
bersifat asam. Asam cuka yang digunakan diperoleh dari pabrik tahu lain dan
dapat digunakan secara berulang-ulang.
Proses pembuatan tahu terdiri beberapa tahap yaitu:
4. Perendaman
Pada tahapan perendaman ini, kedelai direndam dalam
sebuah bak perendam yang dibuat dari semen. Langkah pertama adalah memasukan
kedelai ke dalam karung plastik kemudian diikat dan direndam selama kurang
lebih 3 jam (untuk 1 karung berisi 15 kg biji kedelai). Jumlah air yang
dibutuhkan tergantung dari jumlah kedelai, intinya kedelai harus terendam
semua. Tujuan dari tahapan perendaman ini adalah untuk mempermudah proses
penggilingan sehingga dihasilkan bubur kedelai yang kental. Selain itu,
perendaman juga dapat membantu mengurangi jumlah zat antigizi (Antitripsin)
yang ada pada kedelai. Zat antigizi yang ada dalam kedelai ini dapat mengurangi
daya cerna protein pada produk tahu sehingga perlu diturunkan kadarnya.
5. Pencucian
kedelai
Proses pencucian merupakan proses lanjutan setelah
perendaman. Sebelum dilakukan proses pencucian, kedelai yang di dalam karung
dikeluarkan dari bak pencucian, dibuka, dan dimasukan ke dalam ember-ember
plastik untuk kemudian dicuci dengan air mengalir. Tujuan dari tahapan
pencucian ini adalah membersihkan biji-biji kedelai dari kotoran-kotoran supaya
tidak mengganggu proses penggilingan dan agar kotoran-kotoran tidak tercampur
ke dalam adonan tahu. Setelah selesai proses pencucian, kedelai ditiriskan
dalam saringan bambu berukuran besar.
6. Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin
penggiling biji kedelai dengan tenaga penggerak dari motor lisrik. Tujuan
penggilingan yaitu untuk memperoleh bubur kedelai yang kemudian dimasak sampai
mendidih. Saat proses penggilingan sebaiknya dialiri air untuk didapatkan
kekentalan bubur yang diinginkan.
7. Perebusan/Pemasakan
Proses perebusan ini dilakukan di sebuah bak berbentuk
bundar yang dibuat dari semen yang di bagian bawahnya terdapat pemanas uap. Uap
panas berasal dari ketel uap yang ada di bagian belakang lokasi proses
pembuatan tahu yang dialirkan melalui pipa besi. Bahan bakar yang digunakan
sebagai sumber panas adalah kayu bakar yang diperoleh dari sisa-sisa
pembangunan rumah. Tujuan perebusan adalah untuk mendenaturasi protein dari
kedelai sehingga protein mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir
perebusan ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung panas dan mengentalnya
larutan/bubur kedelai. Kapasitas bak perebusan adalah sekitar 7.5 kg kedelai.
8. Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan
proses penyaringan dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses
penyaringan ini adalah memisahkan antara ampas atau limbah padat dari bubur
kedelai dengan filtrat yang diinginkan. Pada proses penyaringan ini bubur
kedelai yang telah mendidih dan sedikit mengental, selanjutnya dialirkan
melalui kran yang ada di bagian bawah bak pemanas. Bubur tersebut dialirkan
melewati kain saring yang ada diatas bak penampung.
Setelah seluruh bubur yang ada di bak pemanas habis
lalu dimulai proses penyaringan. Saat penyaringan secara terus-menerus
dilakukan penambahan air dengan cara menuangkan pada bagian tepi saringan agar
tidak ada padatan yang tersisa di saringan. Penuangan air diakhiri ketika
filtrat yang dihasilkan sudah mencukupi. Kemudian saringan yang berisi ampas
diperas sampai benar-benar kering. Ampas
hasil penyaringan disebut ampas yang kering, ampas tersebut dipindahkan ke dalam
karung. Ampas tersebut dimanfaatkan untuk makanan ternak ataupun dijual untuk
bahan dasar pembuatan tempe gembus/bongkrek.
9. Pengendapan
dan Penambahan Asam Cuka
Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih
seperti susu yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat
kemudian ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam
cuka adalah mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi
pemisahan antara whey dengan gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka
terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas (whey) dan lapisan bawah
(filtrat/endapan tahu). Endapan tersebut terjadi karena adanya koagulasi
protein yang disebabkan adanya reaksi antara protein dan asam yang ditambahkan.
Endapan tersebut yang merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu.
Lapisan atas (whey) yang berupa limbah cair merupakan bahan dasar yang akan
diolah menjadi Nata De Soya.
10. Pencetakan
dan Pengepresan
Proses pencetakan dan pengepresan merupakan tahap
akhir pembuatan tahu. Cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran
70x70cm yang diberi lubang berukuran kecil di sekelilingnya. Lubang tersebut
bertujuan untuk memudahkan air keluar saat proses pengepresan. Sebelum proses
pencetakan yang harus dilakukan adalah memasang kain saring tipis di permukaan
cetakan. Setelah itu, endapan yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya
dipindahkan dengan menggunakan alat semacam wajan secara pelan-pelan.
Selanjutnya kain saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu yang
berukuran hampir sama dengan cetakan di bagian atasnya. Setelah itu, bagian
atas cetakan diberi beban untuk membantu mempercepat proses pengepresan tahu.
Waktu untuk proses pengepresan ini tidak ditentukan secara tepat, pemilik mitra
hanya memperkirakan dan membuka kain saring pada waktu tertentu. Pemilik
mempunyai parameter bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan apabila tahu
tersebut sudah cukup keras dan tidak hancur bila digoyang.
11. Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah
jadi dikeluarkan dari cetakan dengan cara membalik cetakan dan kemudian membuka
kain saring yang melapisi tahu. Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam bak yang
berisi air agar tahu tidak hancur. Sebelum siap dipasarkan tahu terlebih dahulu
dipotong sesuai ukuran. Pemotongan dilakukan di dalam air dan dilakukan secara
cepat agar tahu tidak hancur.
Setelah pemotongan selesai kemudian sebagian tahu di
goreng, setelah penggorengan selesai masukkan tahu kedalam air untuk di rendam
supaya timbul tulangnya agar tidak mudah hancur. Saya disini hanya membuat tahu
dan tidak memasarkannya, tetapi ada orang lain yang memasarkannya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar