Rabu, 04 Maret 2015

KARYA TULIS ILMIAH || BAHASA INDONESIA : PROSES PEMBUATAN TAHU



KARYA TULIS ILMIAH BAHASA INDONESIA
PROSES PEMBUATAN TAHU

 










                                DISUSUN OLEH :   ANTON PRASETYO
DOVI NOPALIA
ERMALA SIREGAR
JUMITA SARI
RISKI SASTIA B.
TARWIYAH
DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA N 17 TEBO
TAHUN AJARAN 2012/2013



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis sampaikan kepada Allah SWT. Atas limpahan ramat serta hidayahnya kepada penulis yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan untuk melaksanan dan  menyelesaikan tugas, karya ilmiah ini mengemukakan tentang proses pembuatan tahu beserta manfaat yang ada di dalamnya. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu diantaranya :
 1. Ibu Titik Handayani.s,s selaku guru bahasa Indonesia selaku pembimbing kami
  2. teman-teman yang telah membantu dalam berbagai penelitian serta kepada semua pihak yang telah  membantu sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan dengan baik.
Karya ilmiah ini juga dilengkapi berbagai ilmu yang dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca untuk mengembangkan kreativitas pembaca untuk mengembangkannya. Sebagai bahan untuk mendalami cara pembuatan tahu.
                Segala kekurangan dan keterbatasan penulis, akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan tepat waktu. Semoga dengan adanya karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.


                                                                       

                                                                                                                                Rimbo Ulu, 16 April 2013


                                                                                                                                PENULIS








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB  I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
1.2   Rumusan Masalah
1.3   Tujuan
1.4   Manfaat


BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proses pembuatan tahu
2.2 Awal berdirinya pabrik tahu
2.3 Manfaat dan hadar protein
2.4 Hasil penelitian

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Salah satu zat yang dibutuhkan tubuh manusia adalah protein. Dalam pembelajaran biologi, protein terbagi menjadi dua, yaitu: protein nabati dan protein hewani. Sumber protein terbesar dapat kita peroleh dari kacang-kacangan dan kedelai yang sering kita sebut dengan protein nabati. Namun lazimnya banyak masyarakat yang kurang menyukai kacang-kacangan dengan berbagai alasan. Misalnya mitos yang berkembang di masyarakat yang mengatakan bahwa kacang tanah dapat merangsang  jerawat tumbuh lebih banyak, kacang panjang dapat meningkatkan rasa nyeri  asam urat sehingga masyarakat umumnya lebih menyukai kedelai yang dapat di olah menjadi beberapa jenis makanan, seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, kecap, dan masih banyak lagi. Jika kita menyebutkan tempe maka yang teringat di benak kita adalah tahu yang tak pernah lepas dari tempe. Tahu merupakan salah satu makanan yang bersumber dari kedelai, yang bisa di jadikan lauk ataupun makanan kecil, sehingga tidak heran jika tahu menjadi salah satu makanan yang banyak di gemari berbagai kalangan. Namun pada kenyataannya meskipun banyak orang yang menyukai tahu, banyak pula di antara tahumania atau penggemar tahu yang tidak mengetahui proses pembuatan tahu. Tahu saat ini banyak di gemari masyarakat walaupun masyarakat awam akan kadar karbohidrat dan proteinnya. Kadar karbohidrat tahu mencapai 1,6 gram dan protein mencapai 7,8 gram. Dengan demikian tahu mampu bersaing dengan produk di pasaran.
Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%). Kandungan gizi dalam tahu, memang masih kalah dibandingkan lauk pauk hewani, seperti telur, daging dan ikan. Namun, dengan harga yang lebih murah, masyarakat cenderung lebih memilih mengkonsumsi tahu sebagai bahan makanan pengganti protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Pada tahu terdapat berbagai macam kandungan gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin,  vitamin E, vitamin B12, kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya kerangka tulang). Dan paling penting, dengan kandungan sekitar 80% asam lemak tak jenuh tahu tidak banyak mengandung kolesterol, sehingga sangat aman bagi kesehatan jantung. Bahkan karena kandungan hidrat arang dan kalorinya yang rendah, tahu merupakan salah satu menu diet rendah kalori.

1.2   Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana proses pengolahan tahu dari awal hingga pemasaran?
1.2.2 Bagaimana awal mula berdirinya bisnis tahu?
1.2.3 Manfaat apa saja yang terkandung dalam tahu?
1.3   Tujuan Penelitian
                Disini penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu: sebagai tugas pelajaran Bahasa Indonesia, memahami cara pengolahan tahu, awal berdirinya bisnis tahu, manfaat yang terkandung di dalamnya secara lebih mendalam, serta memperluas pemahaman masyarakat terhadap pengolahan tahu yang baik.
1.4   Manfaat Peanelitian
Karya Ilmiah ini memiliki beberapa manfaat, baik penulis maupun bagi pembaca.
Bagi penulis:
1.       Dapat melatih kebiasaan menulis dalam membuat karya tulis yang lain.
2.       Mengetahui pengolahan tahu yang lebih mendalam, beserta manfaat yang terkandung di dalamnya.
Bagi pembaca:
1.       Meningkatkan mutu dalam bidang industry, khususnya poengolahan tahu.
2.       Seandainya pembaca ingin mendirikan pabrik tahu, Karya Ilmiah ini dapat menjadi salah satu panduannya.







Kajian teori yang di gunakan pada makalah ini yaitu mengunakan teknik kepustakaan , teknik dokumentasi , dan teknik browsing.
                                                                   BAB III  
Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
3.4.1.Tehnik Kepustakaan
Tehnik kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang bersifat teoritis dalam menyusun landasan penelitian, baik berupa konsep, defenisi yang digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.
3.4.2. Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengambil data sekunder tentang perkembangan areal perkebunan sawit dan data lainnya yang berkaitan dengan makalah ini.


PEMBAHASAN


2.1   SEJARAH BERDIRINYA PABRIK TAHU BAPAK SURADI


Pada kesempatan ini, kami melakukan wawancara langsung kepada bapak suradi tentang awal berdirinya  pabrik tahunya. Bapak suradi mengatakan bahwa beliau tidak pernah berfikir akan mendirikan pabrik tahu seperti saat ini.
Hal ini berawal dari saat bapak suradi sedang mencari limbah tahu di daerah unit 1 jalan 4 untuk makanan ternaknya. Sebelum bapak suradi membawa pulang ampas tahu tersebut, bapak suradi melihat proses pembuatan tahu itu, setelah bapak suradi memperhatikan proses pembuatan tahu. Bapak suradi ternyata tertarik untuk membuat tahu bahkan mendirikan pabrik pembuatan tahu. Karena menurut bapak suradi proses pembuatan tahu itu tidak sulit, dan beliau juga mengatakan bahwa mendirikan pabrik tahu. Beliau akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Bapak suradi bersyukur bisa mendirikan pabrik tahu sendiri dan sudah 2 tahun lamanya beliau menjalankan aktivitas pembuatan tahu.

2.2   PROSES PEMBUATAN TAHU


Tahu merupakan salah satu makanan tradisional yang populer. Selain rasanya enak, harganya murah dan nilai gizinya pun tinggi. Bahan makanan ini diolah dari kacang kedelai. Meskipun berharga murah dan bentuknya sederhana, ternyata tahu mempunyai mutu yang istimewa dilihat dari segi gizi. Hasil-hasil studi menunjukkan bahwa tahu kaya protein bermutu tinggi, tinggi sifat komplementasi proteinnya, ideal untuk makanan diet, rendah kandungan lemak jenuh dan bebas kholesterol, kaya mineral dan vitamin (Koswara, 2006).
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tahu adalah:
1.    Kedelai
Kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu. Kedelai yang digunakan adalah kedelai jenis Bola I.
2.    Air
Hampir semua tahapan dalam pembuatan tahu membutuhkan air dari proses perendaman, pencucian, penggilingan, pemasakan, dan perendaman tahu yang sudah jadi sehingga dibutuhkan air dalam jumlah banyak. Air yang digunakan di berasal dari air tanah atau air artesis.
3.    Asam Cuka
Asam Cuka berfungsi untuk mengedapkan atau memisahkan air dengan konsentrat tahu. Asam cuka mengandung cuka dan garam sehingga bersifat asam. Asam cuka yang digunakan diperoleh dari pabrik tahu lain dan dapat digunakan secara berulang-ulang.
Proses pembuatan tahu terdiri beberapa tahap yaitu:
4.    Perendaman
Pada tahapan perendaman ini, kedelai direndam dalam sebuah bak perendam yang dibuat dari semen. Langkah pertama adalah memasukan kedelai ke dalam karung plastik kemudian diikat dan direndam selama kurang lebih 3 jam (untuk 1 karung berisi 15 kg biji kedelai). Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari jumlah kedelai, intinya kedelai harus terendam semua. Tujuan dari tahapan perendaman ini adalah untuk mempermudah proses penggilingan sehingga dihasilkan bubur kedelai yang kental. Selain itu, perendaman juga dapat membantu mengurangi jumlah zat antigizi (Antitripsin) yang ada pada kedelai. Zat antigizi yang ada dalam kedelai ini dapat mengurangi daya cerna protein pada produk tahu sehingga perlu diturunkan kadarnya.
5.    Pencucian kedelai
Proses pencucian merupakan proses lanjutan setelah perendaman. Sebelum dilakukan proses pencucian, kedelai yang di dalam karung dikeluarkan dari bak pencucian, dibuka, dan dimasukan ke dalam ember-ember plastik untuk kemudian dicuci dengan air mengalir. Tujuan dari tahapan pencucian ini adalah membersihkan biji-biji kedelai dari kotoran-kotoran supaya tidak mengganggu proses penggilingan dan agar kotoran-kotoran tidak tercampur ke dalam adonan tahu. Setelah selesai proses pencucian, kedelai ditiriskan dalam saringan bambu berukuran besar.
6.    Penggilingan
Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling biji kedelai dengan tenaga penggerak dari motor lisrik. Tujuan penggilingan yaitu untuk memperoleh bubur kedelai yang kemudian dimasak sampai mendidih. Saat proses penggilingan sebaiknya dialiri air untuk didapatkan kekentalan bubur yang diinginkan.
7.    Perebusan/Pemasakan
Proses perebusan ini dilakukan di sebuah bak berbentuk bundar yang dibuat dari semen yang di bagian bawahnya terdapat pemanas uap. Uap panas berasal dari ketel uap yang ada di bagian belakang lokasi proses pembuatan tahu yang dialirkan melalui pipa besi. Bahan bakar yang digunakan sebagai sumber panas adalah kayu bakar yang diperoleh dari sisa-sisa pembangunan rumah. Tujuan perebusan adalah untuk mendenaturasi protein dari kedelai sehingga protein mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir perebusan ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung panas dan mengentalnya larutan/bubur kedelai. Kapasitas bak perebusan adalah sekitar 7.5 kg kedelai.
8.    Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah memisahkan antara ampas atau limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat yang diinginkan. Pada proses penyaringan ini bubur kedelai yang telah mendidih dan sedikit mengental, selanjutnya dialirkan melalui kran yang ada di bagian bawah bak pemanas. Bubur tersebut dialirkan melewati kain saring yang ada diatas bak penampung.
Setelah seluruh bubur yang ada di bak pemanas habis lalu dimulai proses penyaringan. Saat penyaringan secara terus-menerus dilakukan penambahan air dengan cara menuangkan pada bagian tepi saringan agar tidak ada padatan yang tersisa di saringan. Penuangan air diakhiri ketika filtrat yang dihasilkan sudah mencukupi. Kemudian saringan yang berisi ampas diperas sampai benar-benar kering.  Ampas hasil penyaringan disebut ampas yang kering, ampas tersebut dipindahkan ke dalam karung. Ampas tersebut dimanfaatkan untuk makanan ternak ataupun dijual untuk bahan dasar pembuatan tempe gembus/bongkrek.
9.    Pengendapan dan Penambahan Asam Cuka
Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan antara whey dengan gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas (whey) dan lapisan bawah (filtrat/endapan tahu). Endapan tersebut terjadi karena adanya koagulasi protein yang disebabkan adanya reaksi antara protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu. Lapisan atas (whey) yang berupa limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi Nata De Soya.
10.  Pencetakan dan Pengepresan
Proses pencetakan dan pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu. Cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 70x70cm yang diberi lubang berukuran kecil di sekelilingnya. Lubang tersebut bertujuan untuk memudahkan air keluar saat proses pengepresan. Sebelum proses pencetakan yang harus dilakukan adalah memasang kain saring tipis di permukaan cetakan. Setelah itu, endapan yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan dengan menggunakan alat semacam wajan secara pelan-pelan. Selanjutnya kain saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu yang berukuran hampir sama dengan cetakan di bagian atasnya. Setelah itu, bagian atas cetakan diberi beban untuk membantu mempercepat proses pengepresan tahu. Waktu untuk proses pengepresan ini tidak ditentukan secara tepat, pemilik mitra hanya memperkirakan dan membuka kain saring pada waktu tertentu. Pemilik mempunyai parameter bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan apabila tahu tersebut sudah cukup keras dan tidak hancur bila digoyang.
11. Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari cetakan dengan cara membalik cetakan dan kemudian membuka kain saring yang melapisi tahu. Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam bak yang berisi air agar tahu tidak hancur. Sebelum siap dipasarkan tahu terlebih dahulu dipotong sesuai ukuran. Pemotongan dilakukan di dalam air dan dilakukan secara cepat agar tahu tidak hancur.
Setelah pemotongan selesai kemudian sebagian tahu di goreng, setelah penggorengan selesai masukkan tahu kedalam air untuk di rendam supaya timbul tulangnya agar tidak mudah hancur. Saya disini hanya membuat tahu dan tidak memasarkannya, tetapi ada orang lain yang memasarkannya.



























































































































































































































































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar